Monday, 9 May 2016

Cerita Sebuah Pernikahan Mukjizat - Pintu Rezeki Menutup Menjelang Pernikahan

Pengalaman Iman Dibentuk Menurut Rencana, Tujuan, Kehendak, & Rancangan-Nya


    Tentu kita sudah tidak asing lagi mendengar cerita dari sesama rekan kerja, teman, saudara, relasi, maupun kisah nyata yang tertulis di Social media bahwa menikah itu banyak mendatangkan rezeki. Tak jarang ada sebagian yang bersaksi bahwa baru sekedar memiliki niatan saja, rezeki sudah mengalir dengan begitu mudahnya. Ada pula nasehat bijak yang menganjurkan jika tingkat kesejahteraan hidup ingin menjadi lebih baik dari kondisi sekarang maka segeralah menikah. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa segala cerita, kisah nyata, dan nasehat bijak yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah realita dan bukan omong kosong belaka.

      Begitu banyak diantara kita yang begitu mempercayai kisah nyata tersebut sehingga tanpa ragu membulatkan niat, dan tekad memberanikan diri menikahi gadis pujaan hati, tetapi kenapa masih ada saja yang mengalami realita tidak sesuai dengan harapan.  Terlepas dari kebenaran kisah nyata yang dialami oleh banyak orang seputar mitos memperbanyak rezeki dengan menikah, maka disini penulis mencoba berbagi pola pikir atas sudut pandang dalam memaknai kehidupan yang sangat berharga ini. Tulisan yang dirangkum disini juga merupakan bagian dari kisah nyata yang dialami oleh penulis sendiri terkait misteri illahi mengapa pintu rezeki seakan-akan menutup rapat disaat kita sudah memantapkan keinginan yang kuat untuk melangkah menuju ke persiapan pernikahan. Mari kita simak ulasannya berikut ini:




BUAH YANG BAIK - BUAH YANG BURUK




     Saat hati ini sudah memantapkan niat yang kuat untuk menikah dan atas seizin dari-Nya melalui doa-doa yang telah dipanjatkan, penulis mencoba berbicara dari hati ke hati dengan orang tua perihal keinginan untuk menikah karena merasa diri ini sudah merasa cukup dewasa & terpanggil untuk membangun sebuah keluarga kecil yang bahagia di dalam sebuah pernikahan yang suci & kudus menurut Gereja Katolik. Tak perlu waktu lama orangtua gw pun menyetujui keputusan yang telah gw pilih karena merasa anaknya telah cukup dewasa untuk membuat suatu keputusan besar dalam hidup. Setelah mendapatkan izin & restu dari orang tua, maka kami berdua pun melibatkan orang tua untuk melihat tempat yang kami pilih untuk eksekusi acara resepsi pernikahan nantinya. Di hari  itu pula kami langsung memberikan Tanda Jadi untuk Booking Tanggal yang telah disepakati untuk resepsi pernikahan kami berdua. Hati ini girangnya bukan main bisa melihat aura kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah calon istri gw sebagai bukti keseriusan gw telah komitmen sesuai janji gw menuju ke tahapan yang lebih serius lagi. Setelah perkenalan tempat resepsi pernikahan kami kepada kedua orang tua nasing-masing, maka gw mulai lebih bersemangat lagi dalam bekerja untuk mengumpulkan pundi-pundi agar segala kebutuhan pernikahan gw bisa tercukupi. Hari berganti hari, minggu berganti minggu gw lalui dengan berbagai macam rintangan, dan tantangan di dlm pekerjaan gw. Tak terhitung kegagalan, jatuh bangun yang harus dihadapi disikapi dengan semangat untuk bangkit lagi. Setelah tiga bulan waktu berlalu, segala bentuk perjuangan, dan pengorbanan dalam bentuk waktu, tenaga, dan uang belum menunjukkan hasil dari usaha yang telah gw tekuni selama ini. Tetapi gw masih memiliki cadangan semangat untuk terus berusaha di 3 bulan kedua berikutnya. Hati & Jiwa ini masih menaruh sebuah pengharapan berupa hasil dari jeripayah & keringat yang terbayarkan dari apa yg telah gw tabur selama ini untuk menabung biaya pernikahan kami. 

     Ternyata setelah 6 bln berlalu, buah yang kami tuai tidak sesuai dengan apa yang telah gw tabur selama ini. Waktu berputar terus dan semakin mendekati tanggal pernikahan kami yang mana artinya juga semakin mendekati batas waktu jatuh tempo pelunasan pembayaran kepada seluruh vendor wedding kami sedangkan jumlah uang yang kami miliki sangat jauh dari cukup untuk mencukupi segala kebutuhan pernikahan kita berdua. Rasa penasaran yang begitu tinggi ini membuat hati ini tergerak untuk mencari Second Opinion atau pendapat lain apa yang salah dengan diri gw ini. Browsing di internet kesana kemari ternyata menemukan sebuah tulisan dari seorang pemuka agama yang berkata bahwa jika rezeki kurang lancar menjelang pernikahan bisa disebabkan karena seseorang sering melakukan kejahatan di kehidupan masa lalunya. Setelah membaca artikel ini di internet gw pun langsung refleksi & intropeksi diri mengingat-ingat apakah gw pernah melakukan kejahatan yang tanpa disadari. Di ajaran Agama Buddha kita mengenal dengan istilah Karma Baik & Karma Buruk yaitu apa yang kita tabur selama ini itulah yang akan kita tuai. Sebagai manusia normal ciptaan Tuhan YME, diri kita memang sejak lahir sudah diwariskan dosa turunan oleh Adam & Hawa hingga tumbuh & berkembang manusia jg tak luput dari dosa. 


       Akhirnya permenungan beberapa saat tergambar jelas sepak terjang gw selama berkarier hingga saat ini:

  • Tidak pernah menipu orang lain demi keuntungan materi sesaat.
  • Tidak pernah mencuri/ merampas yang bukan hak milik gw.
  • Tidak pernah bermain uang panas.
  • Tidak pernah bersaksi dusta terhadap seseorang.
  • Tidak pernah membalas dendam perbuatan jahat yang dilakukan oleh orang lain terhadap diri gw.
  • Tidak pernah berzinah dengan wanita lain.
  • Tidak pernah mengingkari janji untuk melaksanakan kewajiban membayar hutang.
  • Tidak pernah iri hati, ataupun sirik terhadap kepunyaan orang lain.
  • Tidak pernah berharap menuntut balas budi terhadap orang lain yang pernah ditolong.
  • Rajin beribadah & mengimani ajaran & firman Allah Bapa.
  • Rutin beramal sekecil apapun rezeki yang diperoleh.
  • Selalu mensyukuri sekecil apapun nikmat yang diberikan oleh Allah Bapa.
  • Selalu mendoakan orang tua, dan orang-orang disekeliling gw. 

      Dari bahan refleksi & intropeksi diri atas tindak tanduk selama ini bisa dibilang secara garis besar gw telah mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Lalu dimana letak akar permasalahannya??? Ternyata Akar Permasalahannya ada disini:






PERGOLAKAN BATIN


     Seperti manusia normal lainnya yang sedang harap-harap cemas dihadapkan pada sebuah persoalan besar, maka hormon dalam tubuh ini seakan bergejolak melawan segala kekebalan tubuh/ imunitas yang dimiliki. Berbagai keluhan fisik & psikis pun menghampiri jiwa yang sedang lemah ini:
  • Kepala mudah pusing
  • Asam Lambung naik
  • Denyut jantung berdetak lebih cepat
  • Sering batuk-batuk
  • Nafsu makan berkurang
  • Tidur kurang nyenyak

DIHINGGAPI KEGALAUAN 


      Terkadang manusia dengan segala akal, dan pikirannya masih suka terombang-ambing oleh berbagai kegalauan, kecemasan, dan kekhwatiran yang terbawa dalam perasaan sadar maupun bawa sadarnya, seperti:
  • Prasangka pertolongan Tuhan tidak akan datang.
  • Prasangka hidup kita sudah tidak disayang lagi oleh Tuhan.
  • Prasangka Tuhan ingin melihat kegagalan terjadi lagi dalam hidup kita. 
  • Prasangka bahwa ini semua terjadi karena ada Kuasa Kegelapan yang ditujukan kepada diri kita. 


      Ada baiknya kita tetap berprasangka baik karena Tuhan Allah Bapa yg tidak pernah tinggal diam- tangannya selalu bekerja di dalam hidup kita karena ia selalu memeriksa hati kita di kala kita sedang tertidur, dan ia akan selalu mendengar doa-doa yang dipanjatkan kepada-Nya..

Hidup Di Dalam Iman Pengharapan


       Rasa penasaran yang begitu tinggi ini masih belum terjawab ada apa sebenarnya dibalik kehidupan gw ini, hingga pada akhirnya rasa penasaran gw sedikit-demi sedikit mulai terjawab sudah. Secara tidak sengaja gw menemukan portal rohani berupa sebuah artikel perenungan yang berkata:




       Membaca potongan artikel diatas membuat gw terenyuh & terharu bahwa selama ini sadar dan tanpa sadar kita sebagai manusia yang telah dikaruniakan akal, budi, kepintaran, dan jaringan yang dimiliki lebih mengandalkan kemampuan diri sendiri ketimbang mengandalkan kekuatan terbesar yang dimiliki oleh Allah Bapa di surga. 


       Di titik inilah gw merasa tersadar dan disadarkan oleh Allah Bapa betapa dangkalnya kualitas keimanan diri kita selama ini, dan segala upaya kerja keras yang telah jalani selama bukan jaminan pasti meraih keberhasilan seperti yang diharapkan melainkan semua pengorbanan ini menjadi sia-sia belaka jika Tuhan Allah berkehendak lain di dalam hidup kita. Ternyata di balik proses jatuh hingga ke titik terendah yang gw alami saat ini memiliki makna mendalam bahwa Allah Bapa ingin menyempurnakan iman kita di dalam pengharapan kepada-Nya. Gw pun menyadari telah diberi kesempatan menjalani hidup oleh Allah Bapa selama 29 tahun ini dirasa sudah cukup mampu secara fisik & mental untuk memanggul beban dan tanggung jawab yang lebih berat lagi. Karena Tuhan Allah tidak mungkin memberikan persoalan untuk dipanggul melebihi kemampuan yang dimiliki oleh setiap hamba-Nya. 


Segala Janji-Nya akan Tergenapi


      Ternyata di balik kesedihan, ratapan, keputusasaan yang gw alami bbrp bulan belakangan ini Tuhan Yesus tidak tinggal diam & tidak henti-hentinya memberikan gw penghiburan melalui firman-firman yang diterangi oleh Roh Kudus melalui bacaan & Ayat-ayat di dalam Alkitab telah menyirami iman gw yang sedang layu. Seperti janji Allah yang tertulis; 




      Di tahap ini iman gw semakin diteguhkan oleh Allah Bapa bahwa segala pergumulan pintu rezeki yang tertutup sehingga kekurangan uang untuk biaya pernikahan mampu diselesaikan oleh-Nya tepat pada waktunya disaat kita membutuhkannya hanya dengan bersandar dan mengandalkan sepenuhnya kekuatan Allah Bapa di dalam Iman & Pengharapan sejati. 


Makna Berserah & Pasrah Seutuhnya



     Setelah kita mampu memahami apa itu Hidup di Dalam Iman & Pengharapan akan Yesus Kristus, lalu bagaimana kita harus bersikap di dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan Berserah & Pasrah Seutuhnya:
  1. Tetap bersikap Tenang. Dengan bersikap tenang kita mampu berfikir jernih dalam merasakan Berkat & Rahmat yang diturunkan-Nya ke dalam diri kita.
  2. Terus Bersyukur. Segala kesulitan yang dihadapi, keterbatasan yang ada, dan lelahnya raga ini tetaplah terus mensyukuri sekecil apapun segala Berkat & Rahmat-Nya yang terus mengalir ke dalam hidup kita dalam bentuk & wujud apapun.
  3. Kerjakanlah Bagianmu Saja. Kehebatan Akal & Budi yang dimiliki oleh manusia tidak akan mampu menjawab secara ilmiah bagaimana Tangan Tuhan Bekerja di dalam pergumulan hidup kita yang begitu kompleks ini. Maksudnya disini adalah tetaplah bekerja & beraktivitas sesuai dengan kemampuanmu, lakukanlah sesuatu yang kalian senangi dengan sepenuh hati dilandasi dengan penuh ketulusan & keikhlasan. Selebihnya diluar kemampuanmu serahkanlah ke dalam Tangan Tuhan biarlah Tuhan yang mengerjakan Bagian-Nya.
  4. Menjadi Saluran Berkat Tuhan. Selama kalian masih mampu melewati hari demi hari dengan segala kecukupan yang masih dimiliki, ingatlah selalu akan segala Berkat & Rahmat-Nya yang terus dialirkan ke dalam hidup kita dalam rupa, wujud, bentuk melalui perantaraan orang-orang yang telah diutus Tuhan untuk mengulurkan pertolongan bagi diri kita. Jangan pernah takut kehabisan materi selama digunakan sebagai Saluran Berkat Tuhan, karena disitulah Allah Bapa akan menambahkannya lebih banyak lagi untuk kalian yang terberkati oleh-Nya.
  5. Tetaplah Optimis. Yakinkan diri kalian bahwa kesusahan ini hanya sementara waktu saja, ingatlah selalu bahwa setelah hujan lebat akan datang pelangi yang indah. Begitu pula di dalam kehidupan tidak ada kejayaan yang abadi dan berlaku pula sebaliknya tidak ada kesusahan yang abadi. Yang ada hanyalah kemapuan kita bertahan di dalam kesulitan, dengan terus berharap dan mengusahakan yang terbaik dari dalam bahwa segala kesulitan akan mudah dilalui dengan mengandalkan uluran dan campur tangan-Nya. Tuhan Yesus pernah berkata; Kesusahan Hari Ini Cukuplah Hari Ini Saja, Hari Esok Memiliki Kesusahannya sendiri.
WHAT SHOULD WE DO ?
  1. Teruslah MEMPERCAYAI
  2. Teruslah MEYAKINI
  3. Teruslah BERHARAP
  4. Teruslah BERSYUKUR
  5. Anda telah dimampukan, dianggap Layak & Pantas menerima semua yang dibutuhkan akan indah pada waktunya.



THE END RESULT ?

     Memasuki awal bulan May, Nichole mengingatkan bahwa deadline tanggal pernikahan kita tinggal 1 bulan lagi. Di lubuk hati yang terdalam ini masih bimbang seribu tanya, bagaimanakah kita bisa memiliki cukup uang untuk membayar semua vendor yang telah kita beri tanda jadi beberapa bulan lalu??? Hari demi hari dilewati dengan perasaan sangat tenang, setiap kali bertemu orang tua tidak pernah menunjukkan sedikitpun ekspresi sedang dilanda stress karena kebingungan bagaimana bisa melunasi tagihan senilai puluhan juta ke seluruh vendor wedding yang sudah reminder maksimal H-2 Minggu sudah harus 100% LUNASSS. Dalam kondisi seperti ini diwaktu yang bersamaan bisa dikatakan tabungan tersisa yang kami miliki sudah nyaris habis karena sejak dari awal bulan Januari hingga awal May 2016 gw tidak memperoleh penghasilan dari pekerjaan yang digeluti. Setiap bulan berganti bulan, pengeluaran harus jalan terus untuk membiayai kebutuhan wedding sekaligus kebutuhan hidup untuk mendukung operasional pekerjaan sehari-hari. 

       Menjalani hidup dalam kondisi pergumulan batin bukanlah perkara mudah, tetapi gw selalu teringat akan kutipan ayat suci yang berbunyi; Iman Tanpa Pengharapan adalah Kosong, jadi sebagai sarana penghiburan yang gw lakukan adalah terus mendekatkan diri kepada Allah Bapa dengan terus memanjatkan rasa syukur di dalam Doa Novena 3 Salam Maria tanpa putus. Setiap berdoa malam sebelum tidur gw selalu meminta dibangunkan oleh Tuhan Yesus pukul 04.30 pagi untuk Doa Novena 3 Salam Maria. Anehnya setiap meminta dibangunkan oleh Tuhan Yesus, mata ini tidak pernah terbebani karena masih mengantuk ingin melanjutkan tidur lagi. Di kesunyian pagi hari, gw selalu merasa khusuk bercerita menyampaikan keluh kesah kepada Bunda Maria akan beban berat di pikiran ini. Doa Novena 3 Salam Maria yang dipanjatkan setiap hari ini mampu menentramkan suasana hati bahwa selalu masih ada jalan keluar & pengharapan agar dimampukan melewati pergumulan ini dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. 

H-3 MINGGU:
  • Tuhan Yesus telah berkehendak atas segala rencana, tujuan, dan rancangan-Nya kepada diri gw dengan melimpahkan rezeki berlimpah yang tak mampu dibendung agar gw memiliki cukup rezeki untuk membayar segala kebutuhan menjelang pernikahan kita berdua. Tuhan telah menjawab segala doa-doa yang dipanjatkan selama ini dengan "memakai" orang terdekat di sekeliling kami agar mengulurkan pertolongan dengan menitipkan rezeki yang berlimpah kepada kami. Sungguh sebuah Pernikahan Mukjizat telah terjadi di dalam hidup gw, bahwa segala cara, bentuk dan wujud sebuah pertolongan dari Tuhan sulit dicerna & dipahami oleh logika manusia normal. Ada tertulis; Iman-Mu Yang Telah Menyelamatkan-Mu, sungguh sebuah pengalaman iman yang tak terlupakan dan berkesan di dalam hidup gw berjalan bersama dengan Tuhan Yesus & Bunda Maria. 
  • Sebagai wujud ungkapan rasa syukur dan terima kasih gw & Nichole atas keberlimpahan rezeki yang terus mengalir tak terbendung, setiap kali kita menerima sebuah rezeki entah dari mana itu datangnya, maka gw pun langsung bergegas menyalurkan lagi sebagian rezeki yang kami terima sebagai saluran berkat bagi sesama/ saudara-saudara kita yang hidupnya berkekurangan, kurang beruntung, dan menanti uluran tangan Tuhan.
  • Janji gw di dalam Doa Novena 3 Salam Maria bahwa segala rezeki baik besar maupun kecil yang dititipkan kepada gw baik sebelum pernikahan maupun setelah pernikahan nanti maka hati ini dengan kesungguhannya bersedia memberikan diri ini "dipakai" lagi oleh Tuhan Allah Bapa sebagai saluran berkat tak terduga bagi saudara seiman maupun non-seiman yang sedang menanti pertolongan-Nya..
  • Hidup terasa indah & amat berharga di mata Tuhan jika kita mau menerima segala bentuk panggilan-Nya untuk mengikuti Tuhan Yesus dengan cara Melayani dan Mengasihi-Nya. 
  • Bagaimana perwujudan sikap hidup kita dalam menerima segala bentuk panggilan untuk Melayani dan Mengasihi-Nya? Caranya sangat mudah yaitu Hidup Menurut Kehendak Allah selalu bertekun dan setia di dalam Iman dan Pengharapan dengan cara "Mematuhi Ajaran-Nya dan Menjauhi segala Larangan-Nya".
H-2 MINGGU:
  • Tuhan Yesus telah menggenapi janjinya bahwa segala kebutuhan pernikahan gw akan terpenuhi tepat pada waktunya, tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lama sehingga segala sesuatunya indah pada waktunya..
  • Tuhan Yesus mengijinkan kita berdua mengalami ini semua sebagai bentuk kasih sayang Sang Pencipta yang telah melahirkan kami berdua ke bumi, dipertemukan, dan dipersatukan menjadi kesatuan yang utuh agar kami bisa memaknai hidup di dalam pengalaman iman bukan berdasarkan perasaan semata melainkan melalui sebuah kepercayaan dan keyakinan di dalam iman kemuliaan sejati.
EXECUTION DAY:
  • Seluruh undangan yang telah disebar ke saudara dekat, saudara jauh, kerabat, relasi, rekan kantor hadir pada saat acara pemberkatan dan resepsi pernikahan. Walaupun acara pernikahan kita yang diselenggarakan dengan penuh kesederhanaan ini dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana karena anugerah kasih karunia yang kami terima ini tak lepas tetapi yang jauh lebih penting adalah kita berdua dapat memaknai secara utuh arti sebuah pernikahan suci & kudus yang diberkati oleh Allah Bapa di surga. 

No comments:

Post a Comment