Pengalaman Iman Dibentuk Menurut Rencana, Tujuan, Kehendak, & Rancangan-Nya
Tentu kita sudah tidak asing lagi mendengar cerita dari sesama rekan kerja,
teman, saudara, relasi, maupun kisah nyata yang tertulis di Social media bahwa
menikah itu banyak mendatangkan rezeki. Tak jarang ada sebagian yang bersaksi
bahwa baru sekedar memiliki niatan saja, rezeki sudah mengalir dengan begitu
mudahnya. Ada pula nasehat bijak yang menganjurkan jika tingkat kesejahteraan
hidup ingin menjadi lebih baik dari kondisi sekarang maka segeralah menikah.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa segala cerita, kisah nyata, dan nasehat
bijak yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah realita
dan bukan omong kosong belaka.
Begitu banyak diantara kita yang begitu mempercayai kisah nyata tersebut
sehingga tanpa ragu membulatkan niat, dan tekad memberanikan diri menikahi
gadis pujaan hati, tetapi kenapa masih ada saja yang mengalami realita tidak
sesuai dengan harapan. Terlepas dari kebenaran kisah nyata yang dialami
oleh banyak orang seputar mitos memperbanyak rezeki dengan menikah, maka disini
penulis mencoba berbagi pola pikir atas sudut pandang dalam memaknai kehidupan
yang sangat berharga ini. Tulisan yang dirangkum disini juga merupakan bagian
dari kisah nyata yang dialami oleh penulis sendiri terkait misteri illahi
mengapa pintu rezeki seakan-akan menutup rapat disaat kita sudah memantapkan
keinginan yang kuat untuk melangkah menuju ke persiapan pernikahan. Mari kita
simak ulasannya berikut ini:
BUAH YANG
BAIK - BUAH YANG BURUK
Saat hati ini sudah memantapkan niat yang kuat untuk menikah dan atas seizin
dari-Nya melalui doa-doa yang telah dipanjatkan, penulis mencoba berbicara dari
hati ke hati dengan orang tua perihal keinginan untuk menikah karena merasa
diri ini sudah merasa cukup dewasa & terpanggil untuk membangun sebuah
keluarga kecil yang bahagia di dalam sebuah pernikahan yang suci & kudus
menurut Gereja Katolik. Tak perlu waktu lama orangtua gw pun menyetujui
keputusan yang telah gw pilih karena merasa anaknya telah cukup dewasa untuk
membuat suatu keputusan besar dalam hidup. Setelah mendapatkan izin & restu
dari orang tua, maka kami berdua pun melibatkan orang tua untuk melihat tempat
yang kami pilih untuk eksekusi acara resepsi pernikahan nantinya. Di hari
itu pula kami langsung memberikan Tanda Jadi untuk Booking Tanggal yang telah
disepakati untuk resepsi pernikahan kami berdua. Hati ini girangnya bukan main
bisa melihat aura kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah calon istri gw
sebagai bukti keseriusan gw telah komitmen sesuai janji gw menuju ke tahapan
yang lebih serius lagi. Setelah perkenalan tempat resepsi pernikahan kami
kepada kedua orang tua nasing-masing, maka gw mulai lebih bersemangat lagi
dalam bekerja untuk mengumpulkan pundi-pundi agar segala kebutuhan pernikahan
gw bisa tercukupi. Hari berganti hari, minggu berganti minggu gw lalui dengan
berbagai macam rintangan, dan tantangan di dlm pekerjaan gw. Tak terhitung
kegagalan, jatuh bangun yang harus dihadapi disikapi dengan semangat untuk
bangkit lagi. Setelah tiga bulan waktu berlalu, segala bentuk perjuangan, dan
pengorbanan dalam bentuk waktu, tenaga, dan uang belum menunjukkan hasil dari
usaha yang telah gw tekuni selama ini. Tetapi gw masih memiliki cadangan
semangat untuk terus berusaha di 3 bulan kedua berikutnya. Hati & Jiwa ini
masih menaruh sebuah pengharapan berupa hasil dari jeripayah & keringat
yang terbayarkan dari apa yg telah gw tabur selama ini untuk menabung biaya
pernikahan kami.
Ternyata setelah 6 bln berlalu, buah yang kami tuai tidak sesuai dengan apa
yang telah gw tabur selama ini. Waktu berputar terus dan semakin mendekati
tanggal pernikahan kami yang mana artinya juga semakin mendekati batas waktu
jatuh tempo pelunasan pembayaran kepada seluruh vendor wedding kami sedangkan
jumlah uang yang kami miliki sangat jauh dari cukup untuk mencukupi segala
kebutuhan pernikahan kita berdua. Rasa penasaran yang begitu tinggi ini membuat
hati ini tergerak untuk mencari Second Opinion atau pendapat lain apa yang
salah dengan diri gw ini. Browsing di internet kesana kemari ternyata menemukan
sebuah tulisan dari seorang pemuka agama yang berkata bahwa jika rezeki kurang
lancar menjelang pernikahan bisa disebabkan karena seseorang sering melakukan
kejahatan di kehidupan masa lalunya. Setelah membaca artikel ini di internet gw
pun langsung refleksi & intropeksi diri mengingat-ingat apakah gw pernah
melakukan kejahatan yang tanpa disadari. Di ajaran Agama Buddha kita mengenal
dengan istilah Karma Baik & Karma Buruk yaitu apa yang kita tabur selama
ini itulah yang akan kita tuai. Sebagai manusia normal ciptaan Tuhan YME, diri
kita memang sejak lahir sudah diwariskan dosa turunan oleh Adam & Hawa
hingga tumbuh & berkembang manusia jg tak luput dari dosa.
Akhirnya permenungan beberapa saat tergambar jelas sepak terjang gw selama berkarier
hingga saat ini:
- Tidak pernah menipu orang lain demi keuntungan materi sesaat.
- Tidak pernah mencuri/ merampas yang bukan hak milik gw.
- Tidak pernah bermain uang panas.
- Tidak pernah bersaksi dusta terhadap seseorang.
- Tidak pernah membalas dendam perbuatan jahat yang dilakukan oleh orang lain terhadap diri gw.
- Tidak pernah berzinah dengan wanita lain.
- Tidak pernah mengingkari janji untuk melaksanakan kewajiban membayar hutang.
- Tidak pernah iri hati, ataupun sirik terhadap kepunyaan orang lain.
- Tidak pernah berharap menuntut balas budi terhadap orang lain yang pernah ditolong.
- Rajin beribadah & mengimani ajaran & firman Allah Bapa.
- Rutin beramal sekecil apapun rezeki yang diperoleh.
- Selalu mensyukuri sekecil apapun nikmat yang diberikan oleh Allah Bapa.
- Selalu mendoakan orang tua, dan orang-orang disekeliling gw.
Dari bahan refleksi & intropeksi diri atas tindak tanduk selama ini bisa
dibilang secara garis besar gw telah mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Lalu dimana letak akar
permasalahannya??? Ternyata Akar Permasalahannya ada disini:
Seperti manusia normal lainnya yang sedang harap-harap cemas dihadapkan pada
sebuah persoalan besar, maka hormon dalam tubuh ini seakan bergejolak melawan
segala kekebalan tubuh/ imunitas yang dimiliki. Berbagai keluhan fisik &
psikis pun menghampiri jiwa yang sedang lemah ini:
- Kepala mudah pusing
- Asam Lambung naik
- Denyut jantung berdetak lebih cepat
- Sering batuk-batuk
- Nafsu makan berkurang
- Tidur kurang nyenyak
DIHINGGAPI KEGALAUAN
Terkadang manusia dengan segala akal, dan pikirannya masih suka
terombang-ambing oleh berbagai kegalauan, kecemasan, dan kekhwatiran yang
terbawa dalam perasaan sadar maupun bawa sadarnya, seperti:
- Prasangka pertolongan Tuhan tidak akan datang.
- Prasangka hidup kita sudah tidak disayang lagi oleh Tuhan.
- Prasangka Tuhan ingin melihat kegagalan terjadi lagi dalam hidup kita.
- Prasangka bahwa ini semua terjadi karena ada Kuasa Kegelapan yang ditujukan kepada diri kita.
Ada baiknya kita tetap berprasangka baik karena Tuhan Allah Bapa yg tidak
pernah tinggal diam- tangannya selalu bekerja di dalam hidup kita karena ia
selalu memeriksa hati kita di kala kita sedang tertidur, dan ia akan selalu
mendengar doa-doa yang dipanjatkan kepada-Nya..
Rasa penasaran yang begitu tinggi ini masih belum terjawab ada apa sebenarnya
dibalik kehidupan gw ini, hingga pada akhirnya rasa penasaran gw sedikit-demi
sedikit mulai terjawab sudah. Secara tidak sengaja gw menemukan portal rohani
berupa sebuah artikel perenungan yang berkata:
Membaca potongan artikel diatas membuat gw terenyuh & terharu bahwa selama
ini sadar dan tanpa sadar kita sebagai manusia yang telah dikaruniakan akal,
budi, kepintaran, dan jaringan yang dimiliki lebih mengandalkan kemampuan diri
sendiri ketimbang mengandalkan kekuatan terbesar yang dimiliki oleh Allah Bapa
di surga.
Di titik inilah gw merasa tersadar dan disadarkan oleh Allah Bapa betapa
dangkalnya kualitas keimanan diri kita selama ini, dan segala upaya kerja keras
yang telah jalani selama bukan jaminan pasti meraih keberhasilan seperti yang
diharapkan melainkan semua pengorbanan ini menjadi sia-sia belaka jika Tuhan
Allah berkehendak lain di dalam hidup kita. Ternyata di balik proses jatuh
hingga ke titik terendah yang gw alami saat ini memiliki makna mendalam bahwa
Allah Bapa ingin menyempurnakan iman kita di dalam pengharapan kepada-Nya. Gw
pun menyadari telah diberi kesempatan menjalani hidup oleh Allah Bapa selama 29
tahun ini dirasa sudah cukup mampu secara fisik & mental untuk memanggul
beban dan tanggung jawab yang lebih berat lagi. Karena Tuhan Allah tidak
mungkin memberikan persoalan untuk dipanggul melebihi kemampuan yang dimiliki
oleh setiap hamba-Nya.
Ternyata di balik kesedihan, ratapan, keputusasaan yang gw alami bbrp bulan
belakangan ini Tuhan Yesus tidak tinggal diam & tidak henti-hentinya
memberikan gw penghiburan melalui firman-firman yang diterangi oleh Roh Kudus
melalui bacaan & Ayat-ayat di dalam Alkitab telah menyirami iman gw yang
sedang layu. Seperti janji Allah yang tertulis;
Di tahap ini iman gw semakin diteguhkan oleh Allah Bapa bahwa segala pergumulan
pintu rezeki yang tertutup sehingga kekurangan uang untuk biaya pernikahan
mampu diselesaikan oleh-Nya tepat pada waktunya disaat kita membutuhkannya
hanya dengan bersandar dan mengandalkan sepenuhnya kekuatan Allah Bapa di dalam
Iman & Pengharapan sejati.
Makna
Berserah & Pasrah Seutuhnya
Setelah kita mampu memahami apa itu Hidup di Dalam Iman & Pengharapan akan
Yesus Kristus, lalu bagaimana kita harus bersikap di dalam kehidupan
sehari-hari sebagai perwujudan Berserah & Pasrah Seutuhnya:
- Tetap bersikap Tenang. Dengan bersikap tenang kita mampu berfikir jernih dalam merasakan Berkat & Rahmat yang diturunkan-Nya ke dalam diri kita.
- Terus Bersyukur. Segala kesulitan yang dihadapi, keterbatasan yang ada, dan lelahnya raga ini tetaplah terus mensyukuri sekecil apapun segala Berkat & Rahmat-Nya yang terus mengalir ke dalam hidup kita dalam bentuk & wujud apapun.
- Kerjakanlah Bagianmu Saja. Kehebatan Akal & Budi yang dimiliki oleh manusia tidak akan mampu menjawab secara ilmiah bagaimana Tangan Tuhan Bekerja di dalam pergumulan hidup kita yang begitu kompleks ini. Maksudnya disini adalah tetaplah bekerja & beraktivitas sesuai dengan kemampuanmu, lakukanlah sesuatu yang kalian senangi dengan sepenuh hati dilandasi dengan penuh ketulusan & keikhlasan. Selebihnya diluar kemampuanmu serahkanlah ke dalam Tangan Tuhan biarlah Tuhan yang mengerjakan Bagian-Nya.
- Menjadi Saluran Berkat Tuhan. Selama kalian masih mampu melewati hari demi hari dengan segala kecukupan yang masih dimiliki, ingatlah selalu akan segala Berkat & Rahmat-Nya yang terus dialirkan ke dalam hidup kita dalam rupa, wujud, bentuk melalui perantaraan orang-orang yang telah diutus Tuhan untuk mengulurkan pertolongan bagi diri kita. Jangan pernah takut kehabisan materi selama digunakan sebagai Saluran Berkat Tuhan, karena disitulah Allah Bapa akan menambahkannya lebih banyak lagi untuk kalian yang terberkati oleh-Nya.
- Tetaplah Optimis. Yakinkan diri kalian bahwa kesusahan ini hanya sementara waktu saja, ingatlah selalu bahwa setelah hujan lebat akan datang pelangi yang indah. Begitu pula di dalam kehidupan tidak ada kejayaan yang abadi dan berlaku pula sebaliknya tidak ada kesusahan yang abadi. Yang ada hanyalah kemapuan kita bertahan di dalam kesulitan, dengan terus berharap dan mengusahakan yang terbaik dari dalam bahwa segala kesulitan akan mudah dilalui dengan mengandalkan uluran dan campur tangan-Nya. Tuhan Yesus pernah berkata; Kesusahan Hari Ini Cukuplah Hari Ini Saja, Hari Esok Memiliki Kesusahannya sendiri.
- Teruslah MEMPERCAYAI
- Teruslah MEYAKINI
- Teruslah BERHARAP
- Teruslah BERSYUKUR
- Anda telah dimampukan, dianggap Layak & Pantas menerima semua yang dibutuhkan akan indah pada waktunya.
THE END RESULT ?
Memasuki awal bulan May, Nichole mengingatkan bahwa deadline tanggal pernikahan kita tinggal 1 bulan lagi. Di lubuk hati yang terdalam ini masih bimbang seribu tanya, bagaimanakah kita bisa memiliki cukup uang untuk membayar semua vendor yang telah kita beri tanda jadi beberapa bulan lalu??? Hari demi hari dilewati dengan perasaan sangat tenang, setiap kali bertemu orang tua tidak pernah menunjukkan sedikitpun ekspresi sedang dilanda stress karena kebingungan bagaimana bisa melunasi tagihan senilai puluhan juta ke seluruh vendor wedding yang sudah reminder maksimal H-2 Minggu sudah harus 100% LUNASSS. Dalam kondisi seperti ini diwaktu yang bersamaan bisa dikatakan tabungan tersisa yang kami miliki sudah nyaris habis karena sejak dari awal bulan Januari hingga awal May 2016 gw tidak memperoleh penghasilan dari pekerjaan yang digeluti. Setiap bulan berganti bulan, pengeluaran harus jalan terus untuk membiayai kebutuhan wedding sekaligus kebutuhan hidup untuk mendukung operasional pekerjaan sehari-hari.
Menjalani hidup dalam kondisi pergumulan batin bukanlah perkara mudah, tetapi gw selalu teringat akan kutipan ayat suci yang berbunyi; Iman Tanpa Pengharapan adalah Kosong, jadi sebagai sarana penghiburan yang gw lakukan adalah terus mendekatkan diri kepada Allah Bapa dengan terus memanjatkan rasa syukur di dalam Doa Novena 3 Salam Maria tanpa putus. Setiap berdoa malam sebelum tidur gw selalu meminta dibangunkan oleh Tuhan Yesus pukul 04.30 pagi untuk Doa Novena 3 Salam Maria. Anehnya setiap meminta dibangunkan oleh Tuhan Yesus, mata ini tidak pernah terbebani karena masih mengantuk ingin melanjutkan tidur lagi. Di kesunyian pagi hari, gw selalu merasa khusuk bercerita menyampaikan keluh kesah kepada Bunda Maria akan beban berat di pikiran ini. Doa Novena 3 Salam Maria yang dipanjatkan setiap hari ini mampu menentramkan suasana hati bahwa selalu masih ada jalan keluar & pengharapan agar dimampukan melewati pergumulan ini dengan penuh ketulusan dan keikhlasan.
H-3 MINGGU:
- Tuhan Yesus telah berkehendak atas segala rencana, tujuan, dan rancangan-Nya kepada diri gw dengan melimpahkan rezeki berlimpah yang tak mampu dibendung agar gw memiliki cukup rezeki untuk membayar segala kebutuhan menjelang pernikahan kita berdua. Tuhan telah menjawab segala doa-doa yang dipanjatkan selama ini dengan "memakai" orang terdekat di sekeliling kami agar mengulurkan pertolongan dengan menitipkan rezeki yang berlimpah kepada kami. Sungguh sebuah Pernikahan Mukjizat telah terjadi di dalam hidup gw, bahwa segala cara, bentuk dan wujud sebuah pertolongan dari Tuhan sulit dicerna & dipahami oleh logika manusia normal. Ada tertulis; Iman-Mu Yang Telah Menyelamatkan-Mu, sungguh sebuah pengalaman iman yang tak terlupakan dan berkesan di dalam hidup gw berjalan bersama dengan Tuhan Yesus & Bunda Maria.
- Sebagai wujud ungkapan rasa syukur dan terima kasih gw & Nichole atas keberlimpahan rezeki yang terus mengalir tak terbendung, setiap kali kita menerima sebuah rezeki entah dari mana itu datangnya, maka gw pun langsung bergegas menyalurkan lagi sebagian rezeki yang kami terima sebagai saluran berkat bagi sesama/ saudara-saudara kita yang hidupnya berkekurangan, kurang beruntung, dan menanti uluran tangan Tuhan.
- Janji gw di dalam Doa Novena 3 Salam Maria bahwa segala rezeki baik besar maupun kecil yang dititipkan kepada gw baik sebelum pernikahan maupun setelah pernikahan nanti maka hati ini dengan kesungguhannya bersedia memberikan diri ini "dipakai" lagi oleh Tuhan Allah Bapa sebagai saluran berkat tak terduga bagi saudara seiman maupun non-seiman yang sedang menanti pertolongan-Nya..
- Hidup terasa indah & amat berharga di mata Tuhan jika kita mau menerima segala bentuk panggilan-Nya untuk mengikuti Tuhan Yesus dengan cara Melayani dan Mengasihi-Nya.
- Bagaimana perwujudan sikap hidup kita dalam menerima segala bentuk panggilan untuk Melayani dan Mengasihi-Nya? Caranya sangat mudah yaitu Hidup Menurut Kehendak Allah selalu bertekun dan setia di dalam Iman dan Pengharapan dengan cara "Mematuhi Ajaran-Nya dan Menjauhi segala Larangan-Nya".
H-2 MINGGU:
- Tuhan Yesus telah menggenapi janjinya bahwa segala kebutuhan pernikahan gw akan terpenuhi tepat pada waktunya, tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lama sehingga segala sesuatunya indah pada waktunya..
- Tuhan Yesus mengijinkan kita berdua mengalami ini semua sebagai bentuk kasih sayang Sang Pencipta yang telah melahirkan kami berdua ke bumi, dipertemukan, dan dipersatukan menjadi kesatuan yang utuh agar kami bisa memaknai hidup di dalam pengalaman iman bukan berdasarkan perasaan semata melainkan melalui sebuah kepercayaan dan keyakinan di dalam iman kemuliaan sejati.
EXECUTION DAY:
- Seluruh undangan yang telah disebar ke saudara dekat, saudara jauh, kerabat, relasi, rekan kantor hadir pada saat acara pemberkatan dan resepsi pernikahan. Walaupun acara pernikahan kita yang diselenggarakan dengan penuh kesederhanaan ini dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana karena anugerah kasih karunia yang kami terima ini tak lepas tetapi yang jauh lebih penting adalah kita berdua dapat memaknai secara utuh arti sebuah pernikahan suci & kudus yang diberkati oleh Allah Bapa di surga.
**Jika para pembaca merasa terberkati dengan artikel diatas, jangan lupa baca artikel lainnya ya... :)
ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
No comments:
Post a Comment